Ini adalah kali keduanya gue apply visa schengen negara Perancis (France). Visa schengen yang pertama kali gue dapetin itu tahun 2011. Saat itu karena gue masih kuliah dan berada di luar kota, maka nyokap lah yang urus semuanya. Pengurusan visa schengen yang pertama itu penuh drama, bahkan kena omel langsung pejabat yang berwenang langsung di Embassy Perancis di sampingnya Sarinah situ. Bahkan visa baru turun di hari H keberangkatan, tepatnya 8 jam sebelum flight. Sport jantung? Jangan ditanya.
Kali ini yang mau gue bahas adalah pengalaman gue apply visa schengen negara Perancis karena gue ikut turun tangan ngurusnya bareng nyokap.
Apa itu visa schengen, apa aja negara yang termasuk kedalam visa schengen? kayaknya udah banyak banget deh yang bahas definisi dan lain-lainnya. Disini gue mau sharing pengalaman aja.
Kenapa negara Perancis? Karena sebagian besar waktu gue akan dihabiskan di negara ini, dan kebetulan sponsor (pihak yang mengundang) berasal dari negara ini. Jadilah visa schengen Perancis ini gue apply melalui TLScontact. Beda dengan zaman dulu, saat ini pengurusan visa schengen untuk negara Perancis dan Swiss harus melalui TLScontact yang ada di Mega Kuningan. Oh ya, selain itu, karena gue memiliki sponsor, yaitu temen nyokap yang lama tinggal disana dan memiliki suami orang Perancis, maka jenis visa yang diajukan yaitu friend visit.
Sebelumnya, gue udah bikin akun terlebih dahulu di web TLScontact lalu gue isi data-data gue di webnya itu. Selanjutnya gue pilih jadwal temunya dan gue dapet jadwal untuk penyerahan dokumen ke TLScontact tanggal 26 September, padahal saat milih jadwal itu masih sekitar awal bulan September dan slot udah pada penuh semua dong. Gue heran, katanya bulan Oktober- November minim turis dibandingkan bulan Juli-Agustus zaman gue dulu, tapi kooook..... sama aja ya ternyata.
Sebelum tanggal 26 September tiba, gue dan nyokap nyiapin semua dokumen-dokumen yang kiranya dibutuhin. Karena tipe visa gue friend visit jadi mungkin ada sedikit perbedaan dengan yang jenis tourist maupun visitor. Tapi menurut kue kurang lebih sama sih, mungkin yang membedakan surat sponsor Attestation d'Accueil dan dokumen yang membuktikan kalau pihak pengundang memang memiliki hubungan yang jelas dengan kita, mereka mengundang kita untuk datang ke negaranya dan bersedia menyediakan akomodasi selama kita disana. Untungnya semua ini tidak butuh waktu lama untuk ngedapetinnya dan dikirim dari Perancis ke Jakarta. Jadi gue ngga ada tuh acara bikin itinerary, booking hotel, booking tiket kereta atau semacamnya karena udah punya kartu sakti. Haha, Alhamdulillah..
Berikut dokumen-dokumen yang waktu itu gue butuhin dan sertain untuk visa schengen jenis friend visit (Jangan lupa semua dokumen disusun secara berurutan):
- Formulir Aplikasi Visa Jangka Pendek (Kurang dari 90 Hari). Formulirnya bisa kalian download di web-nya saat registrasi.
- Foto diri sebanyak 2 lembar. Ukuran fotonya 3,5 x 4,5 cm dengan latar belakang putih yang diambil ngga lebih dari 6 bulan terakhir pengajuan visa.
- Bookingan tiket pulang pergi dari dan ke Indonesia. Untuk tiket pesawat ini gue udah beli dari jauh jauh hari banget karena dapet promo dari Thai Airways cuma 7,5 Juta aja PP JK- CDG. Sedangkan tahun 2011 dulu gue dapet paling murah aja sekitar 11.000 USD PP, maskapai Qatar. Jadi tanpa pikir panjang langsung beli dari webnya langsung dan bokap nyokap pun setuju. Modal nekat juga sebenernya karena belum tentu visa bakal dapet lagi. Saat sebulan sebelum keberangkatan, gue iseng cek harga tiket di jam dan hari yang sama udah 12 juta aja haha. Alhamdulillah hemat banget-bangetan. Bismillah semoga lancar aja nanti perjalanan hehe.
- Asuransi Perjalanan (ORIGINAL & FOTOKOPI). Asuransi perjalanan yang gue pake yaitu dari AXA. Waktu itu nyokap yang kantornya di sekitaran Kuningan beli langsung ke AXA Tower di samping Kuningan City. Asuransi yang dibeli minimum dapat mengcover seluruh perjalanan kita atau minimal EUR 30.000. Tapi biasanya sih agen-agennya juga udah paham lah jenis untuk visa schengen yang mana.
- Surat Attestation d'Accueil yang udah di issued sama local town hall tempat tinggal pihak pengundang/ sponsor (ORIGINAL & FOTOKOPI). Isi suratnya sih kurang lebih mencantumkan nama yang diundang (nama kita), lama kita tinggal di tempat mereka, tanggal kita tiba di negaranya dan tanggal kita pulang dari negaranya, dan bersediakah mereka menampung kita di rumahnya. Mau cerita pengalaman juga, tahun 2011 saat apply visa schengen pertama niat awalnya mau pakai surat sakti ini dari temen nyokap yang lain (yang juga tinggal disana tapi orang Indonesia), sayangnya karena rumah mereka sempit dan hanya tersedia kamar pas dengan keluarga mereka jadi tidak memenuhi kriteria. Pemerintah sana sangat concern sampai hal yang detail banget, kayak luas tanah dan bangunan juga diperhitungkan dan disesuain dengan jumlah orang yang tinggal di rumah tersebut. Untungnya yang kedua ini gue berhasil dapet surat saktinya hehe.
- Bukti yang menandakan bahwa pengundang memiliki hubungan teman dengan kita. SEHARUSNYA sih waktu itu ngelampirin surat yang ditulis tangan dan ditandangani sama si pengundang yang isinya menceritakan singkat sudah kenal berapa lama, kenal dimana, sering berhubungan atau tidak, dan menyatakan benar mengundang serta akan menyediakan akomodasi untuk kita. Kurang lebih seperti itu isi suratnya. Sayangnya surat ini, lupa gue lampirkan dan bawa saat penyerahan berkas ke TLScontact. Untungnya gue udah melampirkan foto-foto antara gue dan si pengundang, seenggaknya ada bukti bahwa gue memang bener-bener kenal dengan pihak pengundang dan pernah bertemu juga sebelumnya.
- Referensi bank serta rekening koran 3 bulan terakhir. Untuk referensi bank yang dilampirkan adaalah dari Bank BCA. Karena gue pergi bareng orang tau jadi mencantumkan referensi bank atas nama mereka. Kebetulan karena saya anaknya boros dan jumlah tabungan di rekening suka nga jelas jadi biaya perjalanan menjadi tanggung jawab orang tua gue. tetapi untuk rekening koran karena saya sudah bekerja, maka tetap diminta rekening koran selama 3 bulan terakhir. Berapapun jumlahnya tetap lampirkan saja kalau kata Mba-mba di TLSContact-nya. Katanya sih untuk angka amannya taruh perkiraan sekitar EUR 30 - 40/hari kalikan dengan jumlah hari kalian tinggal. Itu katanya yaaa, tapiii percaya ga percaya sih hehe.
- Surat keterangan kerja dari perusahaan. Karena posisi gue saat ini sudah bekerja jadi gue minta tolong ke HRD untuk dibuatkan surat keterangan kerja dalam bahasa Inggris. Biasanya tiap perusahaan berbeda formatnya. Isi surat nya kalo gue mencantumkan nomor passport, posisi pekerjaan saat ini, sudah berapa lama bekerja, biaya perjalanan akan ditanggung oleh siapa (perusahaan atau pribadi), dan mencantumkan tanggal keberangkatan dan akan kembali bekerja pada tanggal berapa. Surat itu (kalau saya) ditandatangani langsung oleh direktur dan juga cap perusahaan.
- Slip gaji 3 bulan terakhir (ORIGINAL & FOTOKOPI). Walaupun biaya perjalanan ditanggung oleh orang tua, tetap saya juga melampirkan slip gaji 3 bulan terakhir. Sempat deg-degan karena slip gaji saya dalam bahasa Indonesia (seharusnya bahasa Inggris atau Perancis), tapi ngga masalh tuh. Dua kali apply oke oke aja walaupun dalam bahasa Indonesia. Oh ya, karena biaya ditanggung oleh orang tua, maka gue juga melampirkan surat pernyataan yang ditandatangani oleh orang tua yang menyatakan bahwa akan menanggung semua biaya sampai kembali ke Indonesia. Berikut contoh suratnya:
- Kartu keluarga (ORIGINAL & FOTOKOPI). Ini juga, diperintahnya sih di web terjemahna ke Inggris atau Perancis. Tapi puny ague tetep bahasa Indonesia kayak biasa aja.
- Guarantee letter dari pihak yang menjadi guarantor. Disini gue make kartu sakti itu tadi, dan juga surat pernyataan dari bokap gue, seperti contoh diatas.
- Passport saat ini (ORIGINAL & FOTOKOPI). Katanya yang dibutuhuin untuk kopiannya berisi data diri kita, tapi gue mengkopi semua lembar yang ada cap negara-negara. Main aman , bos haha. Nantinya visa ini akan di tahan sama mereka dan akan dikembalikan saat visanya keluar (ya kalo ngga keluar tetep dibalikin cuma ngga ada stiker visa nya aja).
- Passport lama (ORIGINAL & FOTOKOPIAN). Sama kayak diatas, gue fotokopi semua halaman yang ada capnya .
Kurang lebih itu dokumen-dokumen yang dibutuhin. Fotokopi KTP emang ngga disebutin, tapi gue lampirin aja untuk jaga jaga. Gue juga melampiran fotokopi passport si pengundang gue.
Tanggal 26 Sept tiba, gue dapet jadwal jam 8 pagi, tapi gue bokap nyokap udah dateng dari jam 7. Tahap ini semua yang akan melakukan perjalanan wajib dateng ke TLScontact karena perlu collect data untuk bimoterik. Data biometrik itu cuma disuruh foto, collect sidik jari dan tanda tangan. Udah.
Lanjut. TLScontact ada di lantai 3. Tapi kita ga boleh tunggu diatas, jd kita nunggu di lobby. Jam 8 kurang, kita naik lagi keatas dan udah antri aja itu depan pintu kantornya. Ngga lama dipanggil masuk ke dalem, kalau yang bawa HP disuruh taro HPnya di loker. HP aja, tas boleh bawa masuk. Trus ke antrian untuk dapet nomor urut, trus masuk deh ke ruang tunggu sampai dipangggil ke bilik penyerahan dokumen. Biliknya kecil, satu bilik cuma untuk 2 orang pelamar. Jadi kalo kalian sekeluarga dateng berombongan, biasanya ntar yang masuk kebilik diwakilin 2 orang aja, atau gantian ntar. Waktu itu mba mba yang ngecekin dokumen gue baik sih orangnya. Dia jelasin gitu, cuma bokap gue kan orangnya suka nanya nanya detail banget gitu, nah kadang si mba nya kalo pertanyaannya ngga berhubungan dengan apa yang saat itu lagi dia jelasin atau ga ada hubungannya ya ngga bakal di jawab sama dia. Pokoknya mereka kerja bener-bener sesuai alur. Sempet ada beberapa dokumen yang belom di fotokopi dan akhirnya numpang difotokopiin sama dia di situ.
Ada yang deg-deg an juga, selain kurang surat undangan dari sponsor (kayak yang udah gue ceritain diatas dimana gue lupa, ada lagi bokap ngga ngasih rekening koran 3 bulan terakhir. Jadilah kita dikasih waktu sampai jam 2 siang untuk balik lagi ngelengkapin dokumen yang kurang. kalau lewat dari jam 2, kita harus ulang lagi proses pengajuan visa mulai dari cari jadwal kosong lagi. OGAH. Ada untungnya juga dapet slot pagi karena kalo ada yang kurang kayak begini bisa langsung diurus. Karena bokap banknya BRI, jadi lah ke BRI Mall Ambasador buat minta print rekening koran dan balik lagi ke TLScontact. Urusan dokumen kelar. Tinggal satu hal yang bikin deg-degan, si surat undangan tertulis dari sponsor itu tadi yang belum. Tapi kata mbanya kalo ngga diminta sama kedutaan semoga aja aman ya bu. Kan tegang.
Kelar cek-cek dokumen, keluar dari bilik tuh, eh....... ternyata ketemu sama Bjorka, anaknya Sabai dan Ringgo. LUCUK AMAT. Ternyata mereka mau ke Swiss dan mereka baik ngga sombong gituu. Sayang banget pengen foto Bjorkanya (iya foto Bjorkanya, bukan orang tuanya haha) tapi HP kan di lokerin semua :'(.
Balik lagi, kelar cek-cek langsung ke kasir untuk pembayaran. Usahain sih emang uang pas, tapi kemarin nyokap ada lebih beberapa ribu tetep dikasih kembalian kok. Jaga-jaga aja uang pas, mana tau pas kalian yang apply, kasirnya lagi bad mood dan ngga masu ngasih kembalian. Hahah. Kelar bayar membayar, langsung foto untuk biometrik itu. Biometrik itu untuk 5 tahun. jadi kalau kurang dari 5 tahun ke depan kalian mau balik lagi ke negara area schengen, kalian ga perlu lagi ngelakuin ini. Waktu apply schengen pertama tahun 2011 belum ada biometrikan gini. Kayaknya sih ini baru beberapa tahun terakhir di mulainya. Kelar biometrik udah deh pulang. Tinggal nunggu sambil doa.
Siangnya di kantor gue buka akun TLScontact gue, dan menemukan ini.....
Di kotak nomor 4 bagian dokumentasi, ditandain warna merah kotaknya. Disebutkan bahwa ada beberapa dokumen yang belum sesuai dengan apa yang diharuskan. Ya gimana sih kayak liat rapot ada warna merah kan jadi makin deg-deg an was was gitu. Tiap hari kerjaanya ngecek status di akun web TLScontact. Pagi dan Sore di cek. Belom ada juga. Beberapa hari kemudian liat Instagram Sabai ternyata dia udah dapet visanya. makin tegang deh kok dia cepet cuma berapa hari, kok gue belom. Positif thinking aja, kan dia Swiss, gue Perancis. Iseng gue baca-baca blog orang tentang pengalaman apply visa schengen yang tahun 2016 dan 2017. Banyak juga yang ditolak, ada yang di kedutaan Belanda, Italia, dan Perancis juga. Alesannya macem-macem, karena dicurigain ngga akan balik lagi ke Indo, pihak pengundang yang dikenal cuma lewat dunia maya, jumlah tabungan yang ngga mencukupi, dll. Huwaaaaa panic attack.
Tanggal 11 Oktober, pas lagi jam makan siang tiba tiba gue dapet SMS dari "Connect", isinya:
Sontak gue yang lagi di dalem lift langsung rada teriak, kaget. Seneng sesaat, trus baru sadar pssportnya baru balik, approved atau ngga nya belom tau. Langsung makin panik. Tetiba gue jadi anak yang rajin solat 5 waktu dan tahajud. Hahaha. Besoknya, pagi -pagi gue sama nyokap langsung ke TLScontact buat ngambil. Bokap karena dines keluar kota jadi diwakilin pakai surat kuasa. Loket untuk pengambilan passport ada disebelah kiri barengan sama loker HP. Pihak TLScontact ngga bisa tau apakah visa kita diterima atau ngga karena merekapun terima dari Kedutaan langsung dalam bentuk amplop putih tertutup. Masnya pun nyuruh gue dan nyokap untuk buka amplopnya langsung di tempat karena sekaian untuk di cek-cek kalau di approved sudah bener apa belom nama dan lain-lainnya. Itu kayaknya buka amplop tersusah selama hidup gue. Pas udah kebuka amplopnya, ngebuka lembaran passport pun kayaknya susah banget, salah buka halaman terus.
Dan akhirnya............... Visa Schengennya di APPROVED lagi. Alhamdulillah. Nyokap juga di approved, tinggal bokap aja nih. Karena dia sebelumnya belum ada visa schengen, kita jadi was-was dapet apa ngga. Ternyata approved juga!. Dan lebih kaget lagi karena dapet visanya Multi 90 hari pula. Beda sama yang pertama gue dapet ngepas cuma 15 hari doang. Perhitungan banget dulu pejabatnya. Tapi yang sekarang dapet 90 Hari. WOW juga.
Jadi sekarang, tinggal nunggu hari H aja deh. Semoga lancar dan aman selama perjalanan, disana, dan sampai balik Jakarta lagi. Seenggaknya ngurus Visa Schengen kali ini ngga segrabak grubuk kayak dulu :p.
Nb:
- Kalau kalian ada yang mau ditanya ke TLScontact, langsung aja hubungin call centernya. Nomor teleponnya cari aja di web nya. Oke banget pokoknya. Kalau call center nya ngga bisa angkat telponnya, kalian bakal disuruh tinggalin nomor telepon kalian dan akan di telpon balik sama mereka. Gue pernah 2 kali telpon dan kurang dari semenit udah di telpon balik sama mereka. Mayan kan, hemat pulsa.
- Sering-sering doa aja, positif thinking. Kalau kurang yakin sama dokumen yang udah di serahin, tahajud aja (buat yang muslim), siapa tau dikasih pencerahan. *tetibajadialim*.
Good luck!