2017

Pengalaman Apply Visa Schengen France di TLScontact

10/31/2017

Ini adalah kali keduanya gue apply visa schengen negara Perancis (France). Visa schengen yang pertama kali gue dapetin itu tahun 2011. Saat itu karena gue masih kuliah dan berada di luar kota, maka nyokap lah yang urus semuanya. Pengurusan visa schengen yang pertama itu penuh drama,  bahkan kena omel langsung pejabat yang berwenang langsung di Embassy Perancis di sampingnya Sarinah situ. Bahkan visa baru turun di hari H keberangkatan, tepatnya 8 jam sebelum flight. Sport jantung? Jangan ditanya. 

Kali ini yang mau gue bahas adalah pengalaman gue apply visa schengen negara Perancis karena gue ikut turun tangan ngurusnya bareng nyokap.

Apa itu visa schengen, apa aja negara yang termasuk kedalam visa schengen? kayaknya udah banyak banget deh yang bahas definisi dan lain-lainnya. Disini gue mau sharing pengalaman aja.

Kenapa negara Perancis? Karena sebagian besar waktu gue akan dihabiskan di negara ini, dan kebetulan sponsor (pihak yang mengundang) berasal dari negara ini. Jadilah visa schengen Perancis  ini gue apply melalui TLScontact. Beda dengan zaman dulu, saat ini pengurusan visa schengen untuk negara Perancis dan Swiss harus melalui TLScontact yang ada di Mega Kuningan. Oh ya, selain itu, karena gue memiliki sponsor, yaitu temen nyokap yang lama tinggal disana dan memiliki suami orang Perancis, maka jenis visa yang diajukan yaitu friend visit

Sebelumnya, gue udah bikin akun terlebih dahulu di web TLScontact lalu gue isi data-data gue di webnya itu. Selanjutnya gue pilih jadwal temunya dan gue dapet jadwal untuk penyerahan dokumen ke TLScontact tanggal 26 September, padahal saat milih jadwal itu masih sekitar awal bulan September dan slot udah pada penuh semua dong. Gue heran, katanya bulan Oktober- November minim turis dibandingkan bulan Juli-Agustus zaman gue dulu, tapi kooook..... sama aja ya ternyata. 

Sebelum tanggal 26 September tiba, gue dan nyokap nyiapin semua dokumen-dokumen yang kiranya dibutuhin. Karena tipe visa gue friend visit jadi mungkin ada sedikit perbedaan dengan yang jenis tourist maupun visitor. Tapi menurut kue kurang lebih sama sih, mungkin yang membedakan surat sponsor Attestation d'Accueil dan dokumen yang membuktikan kalau pihak pengundang memang memiliki hubungan yang jelas dengan kita, mereka mengundang kita untuk datang ke negaranya dan bersedia menyediakan akomodasi selama kita disana. Untungnya semua ini tidak butuh waktu lama untuk ngedapetinnya dan dikirim dari Perancis ke Jakarta. Jadi gue ngga ada tuh acara bikin itinerary, booking hotel, booking tiket kereta atau semacamnya karena udah punya kartu sakti. Haha, Alhamdulillah..

Berikut dokumen-dokumen yang waktu itu gue butuhin dan sertain untuk visa schengen jenis friend visit (Jangan lupa semua dokumen disusun secara berurutan):
  1. Formulir Aplikasi Visa Jangka Pendek (Kurang dari 90 Hari). Formulirnya bisa kalian download di web-nya saat registrasi.
  2. Foto diri sebanyak 2 lembar. Ukuran fotonya 3,5 x 4,5 cm dengan latar belakang putih yang diambil ngga lebih dari 6 bulan terakhir pengajuan visa. 
  3. Bookingan tiket pulang pergi dari dan ke Indonesia. Untuk tiket pesawat ini gue udah beli dari jauh jauh hari banget karena dapet promo dari Thai Airways cuma 7,5 Juta aja PP JK- CDG. Sedangkan tahun 2011 dulu gue dapet paling murah aja sekitar 11.000 USD PP, maskapai Qatar. Jadi tanpa pikir panjang langsung beli dari webnya langsung dan bokap nyokap pun setuju. Modal nekat juga sebenernya karena belum tentu visa bakal dapet lagi. Saat sebulan sebelum keberangkatan, gue iseng cek harga tiket di jam dan hari yang sama udah 12 juta aja haha. Alhamdulillah hemat banget-bangetan. Bismillah semoga lancar aja nanti perjalanan hehe. 
  4. Asuransi Perjalanan (ORIGINAL & FOTOKOPI). Asuransi perjalanan yang gue pake yaitu dari AXA. Waktu itu nyokap yang kantornya di sekitaran Kuningan beli langsung ke AXA Tower di samping Kuningan City. Asuransi yang dibeli minimum dapat mengcover seluruh perjalanan kita atau minimal EUR 30.000. Tapi biasanya sih agen-agennya juga udah paham lah jenis untuk visa schengen yang mana.
  5. Surat Attestation d'Accueil yang udah di issued sama local town hall tempat tinggal pihak pengundang/ sponsor (ORIGINAL & FOTOKOPI). Isi suratnya sih kurang lebih mencantumkan nama yang diundang (nama kita), lama kita tinggal di tempat mereka, tanggal kita tiba di negaranya dan tanggal kita pulang dari negaranya, dan bersediakah mereka menampung kita di rumahnya. Mau cerita pengalaman juga, tahun 2011 saat apply visa schengen pertama niat awalnya mau pakai surat sakti ini dari temen nyokap yang lain (yang juga tinggal disana tapi orang Indonesia), sayangnya karena rumah mereka sempit dan hanya tersedia kamar pas dengan keluarga mereka jadi tidak memenuhi kriteria. Pemerintah sana sangat concern sampai hal yang detail banget, kayak luas tanah dan bangunan juga diperhitungkan dan disesuain dengan jumlah orang yang tinggal di rumah tersebut. Untungnya yang kedua ini gue berhasil dapet surat saktinya hehe. 
  6. Bukti yang menandakan bahwa pengundang memiliki hubungan teman dengan kita.  SEHARUSNYA sih waktu itu ngelampirin surat yang ditulis tangan dan ditandangani sama si pengundang yang isinya menceritakan singkat sudah kenal berapa lama, kenal dimana, sering berhubungan atau tidak, dan menyatakan benar mengundang serta akan menyediakan akomodasi untuk kita. Kurang lebih seperti itu isi suratnya. Sayangnya surat ini, lupa gue lampirkan dan bawa saat penyerahan berkas ke TLScontact. Untungnya gue udah melampirkan foto-foto antara gue dan si pengundang, seenggaknya ada bukti bahwa gue memang bener-bener kenal dengan pihak pengundang dan pernah bertemu juga sebelumnya. 
  7. Referensi bank serta rekening koran 3 bulan terakhir. Untuk referensi bank yang dilampirkan adaalah dari Bank BCA. Karena gue pergi bareng orang tau jadi mencantumkan referensi bank atas nama mereka. Kebetulan karena saya anaknya boros dan jumlah tabungan di rekening suka nga jelas jadi biaya perjalanan menjadi tanggung jawab orang tua gue. tetapi untuk rekening koran karena saya sudah bekerja, maka tetap diminta rekening koran selama 3 bulan terakhir. Berapapun jumlahnya tetap lampirkan saja kalau kata Mba-mba di TLSContact-nya. Katanya sih untuk angka amannya taruh perkiraan sekitar EUR 30 - 40/hari kalikan dengan jumlah hari kalian tinggal. Itu katanya yaaa, tapiii percaya ga percaya sih hehe.
  8. Surat keterangan kerja dari perusahaan. Karena posisi gue saat ini sudah bekerja jadi gue minta tolong ke HRD untuk dibuatkan surat keterangan kerja dalam bahasa Inggris. Biasanya tiap perusahaan berbeda formatnya. Isi surat nya kalo gue mencantumkan nomor passport, posisi pekerjaan saat ini, sudah berapa lama bekerja, biaya perjalanan akan ditanggung oleh siapa (perusahaan atau pribadi), dan mencantumkan tanggal keberangkatan dan akan kembali bekerja pada tanggal berapa. Surat itu (kalau saya) ditandatangani langsung oleh direktur dan juga cap perusahaan.
  9. Slip gaji 3 bulan terakhir (ORIGINAL & FOTOKOPI). Walaupun biaya perjalanan ditanggung oleh orang tua, tetap saya juga melampirkan slip gaji 3 bulan terakhir. Sempat deg-degan karena slip gaji saya dalam bahasa Indonesia (seharusnya bahasa Inggris atau Perancis), tapi ngga masalh tuh. Dua kali apply oke oke aja walaupun dalam bahasa Indonesia. Oh ya, karena biaya ditanggung oleh orang tua, maka gue juga melampirkan surat pernyataan yang ditandatangani oleh orang tua yang menyatakan bahwa akan menanggung semua biaya sampai kembali ke Indonesia. Berikut contoh suratnya:
  10. Kartu keluarga (ORIGINAL & FOTOKOPI). Ini juga, diperintahnya sih di web terjemahna ke Inggris atau Perancis. Tapi puny ague tetep bahasa Indonesia kayak biasa aja.
  11. Guarantee letter dari pihak yang menjadi guarantor. Disini gue make kartu sakti itu tadi, dan juga surat pernyataan dari bokap gue, seperti contoh diatas.
  12. Passport saat ini (ORIGINAL & FOTOKOPI). Katanya yang dibutuhuin untuk kopiannya berisi data diri kita, tapi gue mengkopi semua lembar yang ada cap negara-negara. Main aman , bos haha. Nantinya visa ini akan di tahan sama mereka dan akan dikembalikan saat visanya keluar (ya kalo ngga keluar tetep dibalikin cuma ngga ada stiker visa nya aja).
  13. Passport lama (ORIGINAL & FOTOKOPIAN). Sama kayak diatas, gue fotokopi semua halaman yang ada capnya .
Kurang lebih itu dokumen-dokumen yang dibutuhin. Fotokopi KTP emang ngga disebutin, tapi gue lampirin aja untuk jaga jaga. Gue juga melampiran fotokopi passport si pengundang gue. 

Tanggal 26 Sept tiba, gue dapet jadwal jam 8 pagi, tapi gue bokap nyokap udah dateng dari jam 7. Tahap ini semua yang akan melakukan perjalanan wajib dateng ke TLScontact karena perlu collect data untuk bimoterik. Data biometrik itu cuma disuruh foto, collect sidik jari dan tanda tangan. Udah.

Lanjut. TLScontact ada di lantai 3. Tapi kita ga boleh tunggu diatas, jd kita nunggu di lobby. Jam 8 kurang, kita naik lagi keatas dan udah antri aja itu depan pintu kantornya. Ngga lama dipanggil masuk ke dalem, kalau yang bawa HP disuruh taro HPnya di loker. HP aja, tas boleh bawa masuk. Trus ke antrian untuk dapet nomor urut, trus masuk deh ke ruang tunggu sampai dipangggil ke bilik penyerahan dokumen. Biliknya kecil, satu bilik cuma untuk 2 orang pelamar. Jadi kalo kalian sekeluarga dateng berombongan, biasanya ntar yang masuk kebilik diwakilin 2 orang aja, atau gantian ntar. Waktu itu mba mba yang ngecekin dokumen gue baik sih orangnya. Dia jelasin gitu, cuma bokap gue kan orangnya suka nanya nanya detail banget gitu, nah kadang si mba nya kalo pertanyaannya ngga berhubungan dengan apa yang saat itu lagi dia jelasin atau ga ada hubungannya ya ngga bakal di jawab sama dia. Pokoknya mereka kerja bener-bener sesuai alur. Sempet ada beberapa dokumen yang belom di fotokopi dan akhirnya numpang difotokopiin sama dia di situ. 

Ada yang deg-deg an juga, selain kurang surat undangan dari sponsor (kayak yang udah gue ceritain diatas dimana gue lupa, ada lagi bokap ngga ngasih rekening koran 3 bulan terakhir. Jadilah kita dikasih waktu sampai jam 2 siang untuk balik lagi ngelengkapin dokumen yang kurang. kalau lewat dari jam 2, kita harus ulang lagi proses pengajuan visa mulai dari cari jadwal kosong lagi. OGAH.  Ada untungnya juga dapet slot pagi karena kalo ada yang kurang kayak begini bisa langsung diurus. Karena bokap banknya BRI, jadi lah ke BRI Mall Ambasador buat minta print rekening koran dan balik lagi ke TLScontact. Urusan dokumen kelar. Tinggal satu hal yang bikin deg-degan, si surat undangan tertulis dari sponsor itu tadi yang belum. Tapi kata mbanya kalo ngga diminta sama kedutaan semoga aja aman ya bu. Kan tegang. 

Kelar cek-cek dokumen, keluar dari bilik tuh, eh....... ternyata ketemu sama Bjorka, anaknya Sabai dan Ringgo. LUCUK AMAT. Ternyata mereka mau ke Swiss dan mereka baik ngga sombong gituu. Sayang banget pengen foto Bjorkanya (iya foto Bjorkanya, bukan orang tuanya haha) tapi HP kan di lokerin semua :'(. 

Balik lagi, kelar cek-cek langsung ke kasir untuk pembayaran. Usahain sih emang uang pas, tapi kemarin nyokap ada lebih beberapa ribu tetep dikasih kembalian kok. Jaga-jaga aja uang pas, mana tau pas kalian yang apply, kasirnya lagi bad mood dan ngga masu ngasih kembalian. Hahah.  Kelar bayar membayar, langsung foto untuk biometrik itu. Biometrik itu untuk 5 tahun. jadi kalau kurang dari 5 tahun ke depan kalian mau balik lagi ke negara area schengen, kalian ga perlu lagi ngelakuin ini.  Waktu apply schengen pertama tahun 2011 belum ada biometrikan gini. Kayaknya sih ini baru beberapa tahun terakhir di mulainya. Kelar biometrik udah deh pulang. Tinggal nunggu sambil doa.

Siangnya di kantor gue buka akun TLScontact gue, dan menemukan ini.....
Di kotak nomor 4 bagian dokumentasi, ditandain warna merah kotaknya. Disebutkan bahwa ada beberapa dokumen yang belum sesuai dengan apa yang diharuskan. Ya gimana sih kayak liat rapot ada warna merah kan jadi makin deg-deg an was was gitu. Tiap hari kerjaanya ngecek status di akun web TLScontact. Pagi dan Sore di cek. Belom ada juga. Beberapa hari kemudian liat Instagram Sabai ternyata dia udah dapet visanya. makin tegang deh kok dia cepet cuma berapa hari, kok gue belom. Positif thinking aja, kan dia Swiss, gue Perancis. Iseng gue baca-baca blog orang tentang pengalaman apply visa schengen yang tahun 2016 dan 2017. Banyak juga yang ditolak, ada yang di kedutaan Belanda, Italia, dan Perancis juga. Alesannya macem-macem, karena dicurigain ngga akan balik lagi ke Indo, pihak pengundang yang dikenal cuma lewat dunia maya, jumlah tabungan yang ngga mencukupi, dll. Huwaaaaa panic attack

Tanggal 11 Oktober, pas lagi jam makan siang tiba tiba gue dapet SMS dari "Connect", isinya: 
Sontak gue yang lagi di dalem lift langsung rada teriak, kaget. Seneng sesaat, trus baru sadar pssportnya baru balik, approved atau ngga nya belom tau. Langsung makin panik. Tetiba gue jadi anak yang rajin solat 5 waktu dan tahajud. Hahaha. Besoknya, pagi -pagi gue sama nyokap langsung ke TLScontact buat ngambil. Bokap karena dines keluar kota jadi diwakilin pakai surat kuasa. Loket untuk pengambilan passport ada disebelah kiri barengan sama loker HP. Pihak TLScontact ngga bisa tau apakah visa kita diterima atau ngga karena merekapun terima dari Kedutaan langsung dalam bentuk amplop putih tertutup. Masnya pun nyuruh gue dan nyokap untuk buka amplopnya langsung di tempat karena sekaian untuk di cek-cek kalau di approved sudah bener apa belom nama dan lain-lainnya. Itu kayaknya buka amplop tersusah selama hidup gue. Pas udah kebuka amplopnya, ngebuka lembaran passport pun kayaknya susah banget, salah buka halaman terus. 

Dan akhirnya............... Visa Schengennya di APPROVED lagi. Alhamdulillah. Nyokap juga di approved, tinggal bokap aja nih. Karena dia sebelumnya belum ada visa schengen, kita jadi was-was dapet apa ngga. Ternyata approved juga!. Dan lebih kaget lagi karena dapet visanya Multi 90 hari pula. Beda sama yang pertama gue dapet ngepas cuma 15 hari doang. Perhitungan banget dulu pejabatnya. Tapi yang sekarang dapet 90 Hari. WOW juga.

Jadi sekarang, tinggal nunggu hari H aja deh. Semoga lancar dan aman selama perjalanan, disana, dan sampai balik Jakarta lagi. Seenggaknya ngurus Visa Schengen kali ini ngga segrabak grubuk kayak dulu :p. 

Nb: 
  • Kalau kalian ada yang mau ditanya ke TLScontact, langsung aja hubungin call centernya. Nomor teleponnya cari aja di web nya. Oke banget pokoknya. Kalau call center nya ngga bisa angkat telponnya, kalian bakal disuruh tinggalin nomor telepon kalian dan akan di telpon balik sama mereka. Gue pernah 2 kali telpon dan kurang dari semenit udah di telpon balik sama mereka. Mayan kan, hemat pulsa.
  • Sering-sering doa aja, positif thinking. Kalau kurang yakin sama dokumen yang udah di serahin, tahajud aja (buat yang muslim), siapa tau dikasih pencerahan. *tetibajadialim*.
Good luck!



FIKOM

Jatinangor Masa Kini (Flashback)

1/31/2017


Ngerasa ngga sih kalian kalo waktu itu cepet banget jalannya?. Ngga berasa udah dua tahun, kayaknya, dari terakhir nulis disini. The last time i wrote in here was about my graduation. Even I haven't tell you about my job and my master. Yeah, finally I take my master's degree at PPM Manajemen. Intinya sekarang gue bukan mau jelasin tentang kerjaan dan studi master gue ini. Maybe next time i'll tell you (to give you a lil bit information if you want to continue your study). 

Jadi di tengah-tengah hectic-nya keseharian gue (dimana gue harus membagi waktu gue antara kerjaan, kuliah, tugas, keluarga, pacar dan teman), akhirnya gue berkesempatan untuk kabur sejenak dari rutinitas gue itu. Kebetulan sabtu kemarin bertepatan dengan libur imlek dan kampus gue pun diliburkan dong. Just for info every Tuesday, Thursday, and Saturday are my class schedule. Susah deh kalo mau bolos, kayaknya ada rasa bersalah ngehamburin duit banyak kalau bolos pas S2 ini.

Oke lanjut, jadi pas banget hari libur itu, kebetulan di hari minggunya temen kuliah gue dan Annas ada yang nikah di IPDN. Itu bener-bener excited banget, gue bisa semacam flashback kehidupan S1 gue di nangor dulu. Saking semangatnya gue juga nyari-nyari penginapan di Jatinangor. Ternyata, sekarang buat nyari penginapan di Jatinangor itu gampang dan murah tapi fasilitas semacem hotel bintang 2 lah. Setelah gue ninggalin nangor kurang lebih dua tahun lalu, apartemen di nangor udah bertebaran siap huni. Jadilah gue dan temen-temen nyari sewa apartemen di Jatinangor. Setelah pencarian panjang ba-bi-bu dapetlah studio di Easton Park Apartment Jatinagor sebrangnya IPDN persis. Cuma 250.000 semalem bisa dapetin kamar yang lumayan bagus dan bisa make fasilitas di apartment itu. Lumayan lah daripada nginep di hotel-hotel yang ada di Jatinangor dengan rate 400.000 - 800.000. Gue mikirnya: 
"Hei, itu Nangor. Sayang banget duit segitu buat nginep di hotel Nangor. Mending gue beli seblak, lumpia basah, padang Jatos, kentang Arab, nasi ayam suwir gemboel, bubur ayam Akiko atau sarapan soto ayam madura Mas Ari." 

Hari kamis (H-2) sebelum berangkat, Annas juga ngasih tau kalo dia hari Sabtu pagi mau main futsal sama temen-temennya dia Pusenkav Bandung. Waaa jadilah gue mikir berarti mesti berangkat Jumat malem setelah pulang kantor dong?. Karena masih ragu dan fifty-fifty, gue pun belom packing sama sekali di hari jumatnya. Bener aja setelah pulang kantor dan jemput nyokap, baru sampe rumah jam 10 malem. Cus lah gue packing masukin semua barang ke tas dan ngga mikir itu baju untuk berapa hari. Peralatan lenong pun gue masukin asal asalan ke tas (bahkan gue kepikiran apa gue bawa koper aja?haha). Kelar packing gue-pun nelpon Annas, kirain udah jalan taunya dia masih dirumah. Hadeh... akhirnya gue bongkar tas lagi, ngerapihin bawaan dan nyingkirin yang ngga perlu dibawa. Tapi kok bawaan tetep aja banyak haha. Annas akhirnya jemput gue jam setengah 12 malem. Setelah pamit sama nyokap langsung kita cus. Sialnya ngga tau karena itu Jumat malem atau besoknya tanggal merah, jalanan macet banget. Gue udah tidur bangun tidur bangun belom sampe juga. Annas nyetir udah diem, kadang nyanyi sendiri sambil ngebut (cian). Akhirnya kita sampe jam 3 pagi, dan kitapun tepar. 

Sarapan Soto Ayam Madura Mas Ari (Sarsot Jatos)
Sabtu pagi, si Annas udah siap-siap aja sama temennya buat nge-futsal. Taunya jadwal mereka jam 12 siang dan bukan pagi-pagi. Sial banget emang padahal bisa tidur lagi. Jadilah gue sama Annas misahin diri dan kita sarapan ke Nangor. Sarapan soto Mas Ari dong!!. Sarsot Mas Ari udah idaman gue dari lama banget. Ngga tau kenapa ini kayak ada mantranya parah nangih banget. Kalo kalian pernah jadi "alumni" Jatinangor pasti tau Sarapan Soto Madura Mas Ari (Sarsot) yang setelah jatos. Kalo makan ini tahan buat seharian, ngga laper-laper. Pas gue dan Annas dateng, si Mas Ari udah senyum senyum "Udah lama banget ngga kesini neng, pake kulit sama ampela ngga?" Itu gue jadi flashback ke zaman hina gue di Nangor dulu. Setiap kelar kelas jam pertama gue dan anak-anak geng (bahkan sekelas) pada makan di sarsot. Biar ngga keabisan kita sampe SMS dulu mesen, jadi pas kita sampe tinggal langsung makan. Paling sedih kalo makan disini tapi koya nya abis. Itu hampa banget rasanya haha. Kelar makan, ngga lama si Bene dan Xna dateng. Mereka ternyata juga lagi throwback abis muter-muterin UNPAD. Sayangnya si Xna Minggu mesti balik ke Jakarta karena mesti masuk kerja. Ngga lama kemudian, dateng juga si Meong, Dewa, yang kalo makan jangan diajak ngomong. Lama banget abisnya. Seru deh itu ngobrol ngalor ngidul dimana posisi kita udah bukan jadi tahanan Nangor lagi, sementara orang lain yang dengerin kita ngobrol dari muka-mukanya masih berjuang lepas dari tahanan ini. Wkwkwk.

Kelar makan, sebelom balik ke Buah Batu, gue dan Annas nyempetin untuk keliling UNPAD ngeliat sikon sekarang. Ngga terlalu banyak berubah cuman tanah kosong di sekitar gedung FIKOM udah jadi gedung-gedungnya. Ngelewatin FIKOM UNPAD gue langsung inget zaman kuliah dulu. Zaman di ospek jurusan di belakang gedung 5, zaman ngospekin pagi buta, zaman rapat hima mankom, zaman mata kuliah MTV, zaman lagi diceng-ceng in sama Annas sebelom pacaran dan sampe akhirnya jadian, zaman skripsian sampe 4 kali ganti judul dan bolak balik jurusan karena di PHP in dospem (tapi dospem gue, Pak Slamet Mulyana TOP lah walaupun sibuk banget dan kalo sms/chat dibales mesti sujud syukur), zaman deg-degan sidang, zaman urus revisian sampe akhirnya gue wisuda dan dapet ijazah. 
Pintu Masuk S1 FIKOM UNPAD (tempat biasa nunggu angkot gratis)
Gedung Pascasarjana Ilmu Komunikasi (tempat tiap hari bolak balik karena perpus ada disini)

Setelah kelar futsal dan urusan Annas, kita balik ke Nangor dan check in di Easton sama anak-anak. Enaknya disni jam check in dan check out-nya bebas jadi ngga perlu tuuh taut kena charge dan segala macemnya. Kita akhirnya sewa 4 unit studio untuk ramean karena ngga ada unit besar. Gue sempet mikir, untung zaman dulu apartment belom segini-gininya, yanga ada ntar gue ngga kuliah-kuliah saking betah di kamar.

Kamar studio di Easton Park Apartment Jatinangor
Malemnya kita (geng Warjem) ke Che.Co (yang sekrang berubah lagi, pokoknya tiap kesini pasti berubah terus), terus dilanjutin nongkrong di Warjem tempat ngumpulnya anak-anak cowok Mankom. Di Warjem ini juga jadi flashback dimana gue malem-malem suka ngintilin Annas sama geng-nya ngumpul disini. jadi satu-satunya cewek yang dengerin omongan geng-nya yang bikin ngakak ngga tahan. Pernah ada AUP*P yang berantem lah disana sampe akhirnya kita ciut trus kabur wkwk. Warjem juga jadi tempat gue nge jodohin temen gue sampe akhirnya bentar lagi mereka mau nikah. HAHAH seneng banget :D. Pokoknya malem itu kita ngobrol-ngobrol di Warjem sampe tengah dini hari dan akhirnya balik Easton karena Minggu pagi dateng ke Akadnya Aldy. 

Aldy-Winda TSAH!
Minggu pagi kita cus ke IPDN buat nikahan Aldy. Akhirnya setelah Aldy dan cewek nya pacaran (kalau ngga salah 14 tahun pacaran) jadi juga mereka nikah, apalagi setelah banyak drama-drama zaman kuliah. Jeda antara akad dan resepsi, kita mutusin buat sarapan dulu di Lontong kari Ciseke (Lonkar). 

Lontong Kari (Lonkar Ciseke Besar)
Lonkar ini lokasinya ada di Ciseke Besar samping kostan Casa Elegante, kosan gue dulu. Biasanya tiap pagi atau setiap ada anak-anak nginep di kosan gue paginya suka pada sarapan ini. Bahkan kadang banyak anak-anak kampus yang teriak dari bawah jendela kalo mereka lagi mampir ke lonkar (karena mayan banyak yang tau itu jendela kamar gue).Daaaaan ada lagi yang bikin selalu inget lonkar ini, tempat awalnya gue dan Annas di ceng-ceng in ngga sengaja geng gue, dan geng dia makan disini dan jadilah gue dan Annas di ceng-cengin sampe muncul istilah Nas-Kun (Annas-Dikun) hingga akhirnya beberapa bulan kemudian kita jadian. Geli sih kalo diinget-inget wkwk. Begitulah pokoknya... 


Kelar dari Lonkar, kita balik lagi ke IPDN, gedung nikahan si Aldy. Acara resepsinya rada ngaret hampir sejam ditambah ada adat-nya juga yang makan waktu hampir sejam sendiri. Dari acara nikahan ini gue baru tau kalo ternyata sewa gedung nikahan di Bandung itu 3 jam, beda dengan Jakarta yang cuma 2 jam. Dasar anak cowok, mau lagi zaman ngekos atau ngga tetep aja ngga bisa ngeliat namanya makanan gratis, semua makanan diambil -_- ". Ada kejadian malu-maluin pas di resepsi, dasar lagi apes heels gue copot. Untung bawa flatshoes yang rada bagusan jadi masih masuk sama bajunya haha. 

Kelar resepsi sekitar jam setengah 3 sore, kita semua balik ke Easton sambil beli Wiscar sama DeChick (padahal baru juga makan). Sampe Easton bukannya pada istirahat sebelom balik Jakarta, malah asik sok piknik-piknikan di kolam renangnya sambil masih pake baju kondangan. Hahah. Beberapa ada yang berenang sok kuat sama airnya Nangor padahal ngomong udah gemetaran si Aqil dan Radit. Si Annas milih buat tidur sebelom nyetir balik ke jakarta. 

Sekitar jam setengah 6 sore kita Check-Out dan bener aja, keluar apartment tumben-tumbenan nangor macet total. Ngga tumben juga sih, dulu juga sesekali macet ngga bergerak kalo gue mau pulang ke jakarta. Tapi ini masih aja macet kayak begini. ternyata ngga Nangor doang yang macet, perjalanan gue balik pun juga macetcetcet. Akhirnya gue baru sampe rumah jam setengah 2 pagi. Gila, 7 jam lebih gue perjalanan Nangor-Bekasi. Untung bukan naik primjas, walaupun kasian juga si Annas gue tinggal tidur (lagi), haha. Bisa ditebak, seninnya gue pun cuti. Bablas. Bangun-bangun kepala kliyengan, badan meriang masuk angin karena selama di Nangor anginnya super kenceng (dulu ngga pernah sekenceng ini anginnya). Ngga papa cuti gue berkurang sehari di awal tahun ini. Yang penting gue happy karena bisa flashback ke kota yang dulu selalu gue najis-najisin tiap Minggu sore (karena males banget mesti balik ke nangor), tapi sekarang jadi kota yang paling dikangenin. Jatinangor 💜.

graduation

Throw Back to Graduation

3/09/2016

Pulang ke rumah ngeliat nyokap nonton tv yang nanyangin acara seputar kisah orang orang biasa yang jadi sukses. Hal yang bikin gue tertarik untuk ikut nimbrung adalah ternyata orang yang lagi jd bahan pembicaraan yaitu seorang anak UNPAD yang lagi wisuda, lulus cumlaude dimana bapaknya hanya seorang supir truk.

Ngga.. Gue ga bahas masalah itu. Gue tetiba cuma kangen dengan UNPAD. Terlebih euphoria saat wisudanya. Persiapan wisuda bangun pagi, make up, dateng ke Granus, dimulai dengan nyanyian padus UNPAD yang nyanyi lagu Padjadjaran dibarengi dengam masuknya para Guru besar ke dalam granus, nyanyi hymne UNPAD, pemanggilan nama wisudan satu persatu, naik kepanggung salaman dengan rektor dan dekan sambil disebutnya nama gue serta kalimat "dengan pujian" yang berarti gue lulus cumlaude, pemberian bunga ke orang tua dan tetek bengek lainnya hingga keluar dari granus dan heboh bertemu dengan temen temen lainnya di luar gedung.
Kangen. Gue kangen semua itu, padahal udah setahun lebih (hampir 2 tahun malah). Rasanya kayak baru kemarin gue ospek di Granus, duduk di tribun dengerin celotehan guru besar dan lainnya. Rasanya baru kemarin juga gue mulai kuliah, mulai kenalan sama anak anak dari berbagai provinsi di Indonesia (yah walopun ujung ujung ketemuanya mayoritas anak bekasi dan jaktim juga haha), dan baru kemarin juga gue mulai ngerjain proposal skripsi hingga ganti judul berkali kali. Hingga akhirnya gue ngerasain juga wisuda dan saat itu gue cuma ketawa ketawa  sama temen gue di dalam granus saat wisuda. Tapi sekarang gue rada nyesel kenapa saat itu gue ketawa ketawa dan bukannya mikir kebelakang apa yg udah gue lewatin. Hingga akhirnya sekarang gue sadar bahwa gue merindukan masa masa wisuda itu. Kenapa? Lebay ya? Jujur gue juga ga tau kenapa :).

Saat ini gue udah kerja sambil lanjut kuliah S2 dimalem harinya. Gue pun berfikir, apakah wisuda S2 gue nanti bakal sama euphorianya saat gue S1 di UNPAD? Apakah gue bakal sekangen ini juga? Who knows.... Masih ada setaun lagi sebelum gue ngerasain itu :D.


never hate

Mistake or Not

1/21/2015

Wanna share about quotes that really fit in me now:
"Are people angry with me? Sure, anything you do in your life, people are going to be angry with you"- Anne Heche.

"I wish that I could make you understand that I'm not angry with you a little bitter maybe and clearly heartbroken, but darling I could never hate you"- Anonymous

graduate

It's Me, Nadia Oktovianti, S.I.Kom !

10/30/2014


Finally, I have S.I.Kom as my title. Yuhuuuuu. It's me, Nadia Oktovianti, S.I.Kom. Pup itu akhirnya keluar juga. Rasanya beneran deh seperti pup yang udah seminggu ngga di keluarih tapi akhirnya keluar juga. Tuntas. Plong. Syukur Alhamdulillah skripsi gue tuntas juga dan hasil yudisium menyatakan bahwa gue lulus "Dengan Pujian" dan "Cumlaude". Perjuangan panjang bagi gue setelah empat kali ganti judul, empat kali judul di tolak dospem dan tentunya empat kali ganti latar belakang. Hey! latar belakang bukan hal yang mudah karena ngerjainnya itu kadang mesti nunggu inspirasi dateng. Tapi sekalinya dateng malah latar belakangnya kebanyakan sampai lebih dari sepuluh halaman. Hahah. Akhirnya skripsi gue dengan judul "Hubungan Antara Positioning XL Prabayar Dengan Keputusan Pembelian Konsumen XL Pada Followers Akun Twitter @XLandMe Regional Jabodetabek" tuntas..tas..tas dan gue lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jurusan Manajemen Komunikasi dengan bidang konsentrasi Marketing Komunikasi 2010. 

Seharusnya gue bisa sidang bareng temen gue, Chele. Tapi emang dasar guenya ngga peka dan rada telat ngurus pendaftaran sidang jadilah dia duluan yang maju. Gue pun mau ngga mau maju sidang setelah kloter dia. Ngga papa lah yang penting wisuda November. Jadilah gue sidang tanggal 26 September 2014. Malem sebelum sidang gue bener-bener ngga bisa tidur, bangun jam 2 pagi gue putusin buat tahajud lalu tidur lagi. Jam setengah

5 gue bangun lagi untuk mandi dan catokan (tetep mau sidang rambut harus tetep oke buat di foto :p). Kelar mandi gue lanjut belajar lagi sampai mau berangkat ke kampus. Pagi itu perut rasanya melilit kejang, rasanya pengen muntah juga. Apalagi kebiasaan gue kalo lagi nervous itu paniknya bukan main dan pucet banget.

Gue dateng rada mepet, belom sarapan karena udah keburu di telpon anak-anak lain yang juga sidangnya sekloter bareng gue. Sidung dibuka oleh Ibu Ira dan kita disuruh nunggu panggilan untuk presentasi dan sidang. Sialnya gue dipanggil paling terakhir dan SEKALIGUS 3 PENGUJI. Mencret. Itu rasanya dagdigdug duer. Ditanya sama satu dsen, dosen lain ngeliatin sambil senyam senyum. Ya Allah... perut bunyi terus dan kebelet pipis pula. FYI gue dalam nunggu panggilan presentasi dan sidang itu pipis sampai 6 kali, padahal minum cuman seteguk hahah. Alhamdulillah sidang gue lancar walopun ada pertanyaan yang gue salah jawab jadi cengengesan bego aja haha. Untungnya lagi cowo gue, Annas, bawain roti jadi gue yang udah ngga mikir buat ke kantin ini langsung makan tuh roti walopun ga abis (tumben).

Sekitar jam 4 sore kloter gue dipanggil ke dalam buat dengerin hasil yudisium. Alhamdulillah, semua anak di kloter gue lulus dan dapet nilai A semua. Senengnya bukan main rasanya pengen senyum terus, mana Sabrina pake di kerjain Pak Agus pula karena namanya sok ngga disebut, haha. Keluar ruangan kita semua saling ngasih selamat dan pas keluar jurusan banyak temen-temen jurusan Mankom 2010 nunggu di depan jurusan dengan balon, bunga dan perintilan lainnya yang siap dikasih ke temen mereka masing-masing. Perasaan gue? Seneng banget bukan main rasanya. Plong banget, lega!. Bahkan dosen pembimbing gue sampe nyuruh untuk libur dulu seminggu, setelah itu baru ketemu dia lagi buat bimbingan revisi. hahah. 




Intinya gue pengen ngucapin makasih yang sebesar besarnya kepada semua yang berjasa memberikan support dan pertolongannya buat skripsi gue ini, pastinya buat papa mama yang selalu ngasih masukan-masukannya. Annas, yang selalu bantuin dimanapun itu. Maaf aku selalu ngerepotin, sering ngerengek nangis karena itu tapi kamu sabar dan ngasih masukan ke aku. Sekarang saatnya kamu buat semangat nyelesein skripsi kamu. Temen-temen gue poyo kampus Asa, Ayu, Chelle, Arin, Yayeng, Edhit, Aci makasih buat support dan bacotnya yang gila itu. Serta temen-temen lain yang sering banget gue tanyain seputar skripsi gue heheh. Makasih beraaaat. Tanpa kalian gue mungkin masih belom nyebar kuesioner hehe. 



Regards,

Nadia Oktovianti, S.I.Kom.

Like us on Facebook

Flickr Images